Pemerintah mendorong pengembangan energi baru seperti blue ammonia, hidrogen, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, dalam acara Mitra Universitas Riau (UNRI) Exhibition Day (MUED) di Kota Pekanbaru, Riau.
Dadan menjelaskan bahwa blue ammonia, yang diproduksi dari konversi gas alam menjadi syngas dan direaksikan dengan nitrogen, telah menjadi fokus utama. Produksi 875 ribu ton amonia yang bebas emisi telah direncanakan, dengan harapan harga yang kompetitif di pasar nantinya.
Selain blue ammonia, Dadan juga menyoroti pengembangan amonia sebagai bahan bakar alternatif, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan bahan bakar bersih di berbagai sektor transportasi.
Dalam konteks energi bersih, teknologi hidrogen juga menjadi sorotan. Indonesia telah memiliki satu SPBU hidrogen di Jakarta, meskipun kendaraan berbahan bakar hidrogen belum banyak tersedia di Indonesia. Namun, pengembangan infrastruktur dan pengalaman penggunaan kendaraan tersebut diharapkan dapat membantu mempercepat adopsi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Dengan adanya upaya ini, pemerintah tidak hanya berupaya mengurangi emisi karbon tetapi juga menciptakan peluang baru dalam industri energi, meningkatkan ketahanan energi, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.