Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengilhami semangat perjuangan Indonesia dalam mengeliminasi Tuberkulosis (TB) ketika berbicara di Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 di Kota Brasilia, Brazil. Indonesia, yang memegang beban tertinggi kedua TB secara global, telah mencatat prestasi luar biasa dengan peningkatan drastis dalam pendeteksian kasus TB.
“Dengan tekad kuat, Indonesia berhasil meningkatkan pendeteksian kasus TB menjadi 800 ribu pada tahun 2023, sebuah tonggak sejarah yang luar biasa,” kata Menkes Budi dengan penuh semangat. Dia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak hanya berkomitmen untuk melaporkan 900 ribu kasus TB pada tahun 2024, tetapi juga untuk menyediakan pengobatan yang lebih efektif dan memperkuat kolaborasi dengan masyarakat.
Menkes Budi menjelaskan upaya luar biasa yang dilakukan Indonesia dalam melibatkan masyarakat dalam perang melawan TB. Melalui pembentukan “TB Army”, komunitas yang terlatih untuk mendukung pasien TB, Indonesia tidak hanya meningkatkan pendeteksian TB MDR, tetapi juga mendorong inovasi dalam diagnosis TB dengan produksi alat deteksi berbasis PCR.
Selain itu, Indonesia telah menjadi pelopor dalam pengobatan TB dengan meluncurkan regimen oral jangka pendek BPaL dan BPaLM, yang mempersingkat durasi pengobatan TB resisten obat. Menkes Budi juga menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung penelitian untuk regimen pengobatan TB Sensitif Obat yang lebih singkat.
“Kami yakin bahwa melalui inisiatif seperti BGSi dan dukungan global seperti Aliansi Negara-negara untuk Memerangi Tuberkulosis, kita dapat mengatasi tantangan TB secara bersama-sama,” tegas Menkes Budi dengan penuh keyakinan.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia membuktikan bahwa pemberantasan TB bukanlah mimpi kosong, melainkan tujuan yang dapat dicapai melalui komitmen dan kerja keras bersama.
