Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengajak para akademisi untuk bersinergi dalam menciptakan ruang belajar yang aman, nyaman, dan setara antara perempuan dan laki-laki. Ia menekankan bahwa sumber daya manusia berkualitas adalah aset paling berharga bagi suatu bangsa, dan investasi utama adalah memberikan pendampingan pendidikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus.
Dalam upaya mewujudkan lima arahan Presiden RI dan visi Indonesia Emas 2045, Menteri PPPA telah melakukan berbagai langkah untuk memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Ia mengakui pentingnya peran masyarakat dan akademisi dalam merespon dan mendukung upaya tersebut.
Yayasan Dwijendra, yang memiliki komitmen untuk menjaga alam, masyarakat, dan budaya, turut menyambut baik ajakan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi. Menurut Ketua Pengurus Yayasan Dwijendra, Nyoman Satia Negara, filosofi budaya Bali, yaitu tri hita karana (hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan), menjadi landasan yang relevan untuk diwujudkan bersama-sama.
Asisten I Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, mencatat kontribusi positif Yayasan Dwijendra dalam kemajuan dunia pendidikan dan kebudayaan di Bali. Dengan persaingan yang semakin ketat di tingkat global, lembaga pendidikan harus menggali potensi dan menerapkan strategi yang membangun kepercayaan masyarakat.
Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan seperti Yayasan Dwijendra diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pembangunan generasi yang tangguh dan berdaya saing di era yang terus berkembang ini.