Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah memprioritaskan upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kalangan perempuan di Indonesia. Menurut Friderica Widyasari Dewi dari OJK, hal ini penting karena perempuan memiliki peran signifikan dalam ekonomi keluarga dan menjadi agen utama dalam mendidik anak-anak tentang literasi keuangan.
Data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) menunjukkan bahwa pada tahun 2019, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan masih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Namun, melalui upaya edukasi yang ditingkatkan, OJK berhasil meningkatkan indeks literasi keuangan perempuan menjadi lebih tinggi pada tahun 2022.
Meskipun demikian, terdapat kesenjangan antara inklusi keuangan perempuan dan laki-laki, yang menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mempersempit kesenjangan ini. Untuk itu, OJK berusaha bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk menyelenggarakan program edukasi keuangan khususnya bagi perempuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Tujuan dari program ini bukan hanya untuk meningkatkan literasi keuangan perempuan, tetapi juga untuk memberikan dukungan dalam hal akses permodalan dan pengembangan bisnis. Dengan demikian, diharapkan perempuan pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih baik dan berkelanjutan.
Melalui upaya ini, OJK berharap dapat membantu membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perempuan di Indonesia.