Meskipun dihadapkan pada berbagai ketidakpastian global seperti pandemi COVID-19 dan ketegangan geopolitik, perekonomian Indonesia berhasil menunjukkan ketahanan dengan mencatat pertumbuhan yang positif sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) pada tahun 2023.
Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh stabilitas tingkat inflasi dan peningkatan sejumlah indikator utama perekonomian seperti Neraca Perdagangan, Cadangan Devisa, Indeks Keyakinan Konsumen, dan Purchasing Managers Index.
Sektor perdagangan menjadi salah satu kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi, menyumbang sebesar 12,96 persen terhadap PDB. Pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh konsumsi dan investasi.
Dalam struktur ekonomi yang didominasi oleh konsumsi, sektor ritel memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini tidak hanya menyerap tenaga kerja yang besar, tetapi juga menjadi tempat untuk menyalurkan produksi dalam negeri.
Menko Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan apresiasinya terhadap sektor ritel karena telah pulih dari dampak pandemi COVID-19. Ia berharap sektor ritel dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional dan mendukung pembelian barang produksi dalam negeri.
Selain itu, Airlangga juga berharap sektor ritel dapat berkembang menjadi retail modern yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat tetapi juga menjaga stabilitas harga.
Dengan banyaknya pelaku usaha retail di masyarakat, Airlangga mendorong pemberdayaan agar mereka dapat meningkatkan akses distribusi logistik dan bersaing secara adil dengan pasar modern.
Dengan demikian, kehadiran sektor ritel membawa dampak positif terhadap ketersediaan barang, akses masyarakat, dan stabilitas harga, sementara pemberdayaan pelaku usaha ritel diharapkan dapat meningkatkan kompetitivitas dan distribusi barang yang lebih efisien.
