Bobby Rasyidin, Direktur Utama Defend Id, berbicara tentang tantangan yang dihadapi oleh industri pertahanan dalam negeri sebagai akibat dari konflik yang sedang terjadi di berbagai negara, terutama di kawasan Timur Tengah. Dia menjelaskan bahwa konflik tersebut telah memengaruhi jalur pelayaran di Laut Merah.
Menurut Bobby, kondisi tersebut menghadirkan berbagai dampak bagi industri pertahanan, dengan adanya periode naik-turun dalam aktivitas industri tersebut. Meskipun ada sisi positifnya, seperti meningkatnya anggaran pertahanan dari sejumlah negara akibat meningkatnya ketegangan geopolitik global, namun tantangan juga muncul akibat terganggunya rantai pasok dalam industri tersebut.
Dia menegaskan bahwa konflik di kawasan Timur Tengah, khususnya di Laut Merah, mengganggu pelayaran dan meningkatkan biaya logistik. Ini mengakibatkan peningkatan waktu tunggu dan biaya, serta berdampak pada ketidakpastian pasokan bahan baku.
Bobby mengakui bahwa Defend Id masih sangat bergantung pada rantai pasok global untuk memperoleh bahan baku yang diperlukan dalam produksinya. Namun, dia menegaskan komitmen perusahaan untuk mengurangi ketergantungan tersebut dengan upaya memperkuat produksi dalam negeri dan mencari alternatif rantai pasok yang lebih stabil. Ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Defend Id dalam menghadapi ketidakpastian kondisi global saat ini.
Bobby Rasyidin, Direktur Utama Defend Id, memberikan gambaran yang sangat relevan tentang bagaimana industri pertahanan dalam negeri merespons dinamika konflik global, terutama di kawasan Timur Tengah, yang mempengaruhi alur pelayaran di Laut Merah. Pernyataannya menggarisbawahi bahwa kondisi ini tidak hanya membawa dampak positif, seperti peningkatan anggaran pertahanan dari beberapa negara, tetapi juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi industri pertahanan lokal.
Dalam konteks peningkatan anggaran pertahanan, Bobby memperlihatkan bahwa ini merupakan peluang bagi perusahaan pertahanan dalam negeri, seperti Defend Id, untuk memperluas pasar global mereka. Peningkatan anggaran ini memberikan insentif bagi negara-negara untuk memperbarui dan meningkatkan kapabilitas pertahanan mereka, yang bisa berujung pada permintaan yang lebih tinggi untuk peralatan pertahanan.
Namun, sisi negatifnya adalah tantangan yang dihadapi dalam rantai pasok industri pertahanan. Konflik di kawasan Timur Tengah, terutama di Laut Merah, telah mengganggu pelayaran dan meningkatkan biaya logistik, memperpanjang lead time, serta menimbulkan ketidakpastian dalam pasokan bahan baku. Hal ini menunjukkan bahwa industri pertahanan dalam negeri tidak bisa terlepas sepenuhnya dari kondisi global yang tidak stabil, dan harus siap menghadapi dampaknya.
Dalam konteks ini, upaya untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global menjadi sangat penting. Bobby mencatat bahwa Defend Id berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan ini dengan memperkuat produksi dalam negeri dan mencari alternatif rantai pasok yang lebih stabil. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak hanya mengidentifikasi tantangan, tetapi juga bertindak proaktif untuk mengatasinya, yang merupakan langkah yang sangat strategis dalam menghadapi kompleksitas kondisi global saat ini.