Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama (Kemenko PMK) Warsito turut serta dalam acara Peringatan Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia dan Peresmian Universitas Gunadarma (UG) Center Of Excellence For Sustainable Food Security And Development. Warsito juga menjadi pembicara utama dalam Seminar “Pemuliaan Tanaman Dalam Rangka Ketahanan Pangan dan Penanganan Limbah Berkelanjutan” di Auditorium Kampus F8 FKUG, Depok, Jawa Barat pada tanggal 13 Januari 2024.
Warsito menyampaikan bahwa tantangan dalam sektor pertanian melibatkan Sumber Daya Manusia, tata kelola, lahan, sarana prasarana pendukung, perubahan cuaca, dan penurunan lahan. Selaku Ketua Tim Pelaksana TKNV, Warsito menggarisbawahi bahwa jumlah penduduk dan kebutuhan pangan diperkirakan mencapai 0,22 – 0,33 kg/hari/orang, sementara pada 2023, impor beras masih mencapai sekitar 1 juta ton kg.
Berdasarkan data BPS, produksi padi mencapai sekitar 53,63 juta ton kg dengan potensi menghasilkan 30 jutaan ton beras. Meskipun jagung mengalami surplus produksi sekitar 14,46 juta ton kg, namun masih perlu impor untuk pakan ternak. Produksi kedelai sekitar 355 ribu ton kg, tetapi kita masih mengimpor karena konsumsi mencapai 2,7 ton.
Warsito menyoroti produktivitas lahan padi di Indonesia yang masih rendah, yaitu 5,19 ton/hektar, dibandingkan dengan Vietnam yang sudah mencapai 5,81 ton/hektar. Hal ini menjadi tantangan bersama dalam mencapai ketahanan pangan dan kemandirian pangan menuju status negara maju pada tahun 2045.
Menurut Warsito, pertanian bukan hanya pembelajaran instan, tetapi sebuah budaya yang perlu ditanamkan sejak dini. Tantangan nyata adalah dominasi usaha pertanian perorangan di Pulau Jawa, yang mayoritas dijalankan oleh lulusan Sekolah Dasar. Warsito menekankan bahwa inovasi dalam pertanian perlu diperkuat, terutama dengan melibatkan SDM yang lebih berkualitas.
Warsito juga mencatat bahwa SDM pertanian masih sangat kurang, terutama di tingkat perguruan tinggi dan SMK. Dari lebih dari 4.300 perguruan tinggi, hanya sekitar 210 yang memiliki prodi pertanian. Sementara itu, dari 14 ribu lebih SMK, hanya sekitar 1200 yang berfokus pada SMK pertanian. Ini menjadi tantangan utama dalam menciptakan SDM yang mumpuni di sektor pertanian.
Dalam mengakhiri pidatonya, Warsito menekankan perlunya integrasi pertanian dalam kurikulum pendidikan dasar di daerah yang mayoritas bergerak di sektor pertanian. Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Rektor UG Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM, dan beberapa narasumber ahli di bidang pertanian seperti Prof. Pranoto, Prof. Sobir, dan Prof. Budi Hermana.