PTKI Cetak Cendekiawan Berma’rifat dalam Wisuda STIT UW

Menteri Agama Nasaruddin berharap agar alumni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) tidak hanya menjadi individu berilmu, tetapi juga tumbuh sebagai cendekiawan muslim yang bijaksana dan mampu memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat. Dalam arahan yang disampaikan pada acara wisuda, Menag menegaskan pentingnya melampaui sekadar status ilmuwan muslim. “Jadilah cendekiawan muslim, bukan hanya ilmuwan muslim,” ujarnya, seraya mendoakan agar STIT UW dapat segera berkembang menjadi institut yang lebih besar.

Beliau juga menjelaskan perbedaan mendasar antara orang pintar, intelektual, dan cendekiawan. Menurutnya, seorang cendekiawan memiliki karakter yang jauh lebih mendalam. “Orang pintar belum tentu arif, tapi orang arif pasti pintar. Orang arif tidak sibuk mencari kesalahan orang lain, tetapi lebih berfokus pada solusi tanpa menonjolkan diri,” kata Menag, memberikan perspektif yang mengajak audiens untuk merenungkan makna sebenarnya dari kebijaksanaan.

Lebih lanjut, Menag memaparkan bahwa seorang ilmuwan hanya menguasai ilmu dalam disiplin tertentu dan belum tentu mengamalkannya. Di sisi lain, intelektual menggunakan ilmu untuk dirinya sendiri, sedangkan cendekiawan tidak hanya menguasai dan mengamalkan ilmu, tetapi juga melibatkan dirinya dalam manfaat yang lebih luas untuk masyarakat. “Menjadi cendekiawan yang arif itu tidak mudah. Selain ilmu yang diperoleh dari guru, dibutuhkan ma’rifat atau olah batin, yang merupakan karunia Allah Swt,” tegasnya, menyoroti pentingnya perpaduan antara pengetahuan dan kedalaman spiritual.

Ketua STIT UW Jombang, Zahrotun Ni’mah Afif, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Menag pada Wisuda X yang diikuti oleh 122 lulusan. Dalam pesannya, ia mengingatkan para wisudawan untuk terus membawa kebaikan ke mana pun mereka pergi, seraya mengibaratkan filosofi pohon. “Kekuatan pohon terletak pada akarnya, bukan hanya pada batang, daun, atau bunganya. Demikian juga kalian sebagai alumni STIT UW, tetaplah berakar kuat pada nilai-nilai almamater,” pesan Zahrotun, menginspirasi para lulusan untuk menjadikan ilmu dan nilai yang telah diperoleh sebagai pondasi kokoh dalam perjalanan hidup mereka.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×