Rekor Tertinggi: PMI Manufaktur Indonesia Capai Level Tertinggi dalam 2,5 Tahun

Industri manufaktur di Indonesia semakin berkembang pesat dengan adanya peningkatan permintaan yang mendorong produktivitas sektor tersebut. Ini tercermin dari laporan yang baru dirilis oleh S&P Global, yang menunjukkan bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2024 mencapai level 54,2, naik 1,5 poin dari bulan sebelumnya yang mencatat angka 52,7.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia telah mengalami ekspansi selama 31 bulan berturut-turut. Capaian ini juga sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan yang sama yang menunjukkan fase ekspansi dengan level 53,05.

Kinerja PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2024 jauh lebih baik daripada sejumlah negara mitra dagang yang masih mengalami kontraksi, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Untuk meningkatkan performa sektor industri manufaktur, Menperin menekankan pentingnya dukungan kebijakan strategis seperti pemberlakuan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk semua sektor industri. Dia yakin bahwa akses harga gas yang kompetitif akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing produk industri Indonesia.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kemenperin, kebijakan HGBT telah memberikan manfaat yang signifikan bagi pelaku usaha, termasuk peningkatan investasi dan ekspor serta penurunan subsidi pupuk.

Namun, masih terdapat sekitar 140 perusahaan yang belum ditetapkan untuk mendapatkan HGBT, menunjukkan perlunya regulasi yang lebih komprehensif untuk memberikan dukungan bagi industri dalam jangka panjang.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia, Kiki Verico, menegaskan bahwa Indonesia belum mengalami deindustrialisasi. Dia menekankan perlunya sinergi antara Kemenperin dengan kementerian lainnya seperti Kementerian Perdagangan dan BKPM untuk memperkuat sektor industri manufaktur, yang akan berkontribusi besar terhadap ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pollyanna De Lima dari S&P Global Market Intelligence menjelaskan bahwa industri manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja terbaiknya pada bulan Maret, didorong oleh pertumbuhan output yang tinggi sebagai akibat dari permintaan domestik yang kuat. Ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi nasional.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×