Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengumpulkan masukan penting dalam menetapkan harga patokan terendah benih bening lobster (BBL) bagi nelayan, dengan tujuan utama untuk memastikan kesejahteraan mereka terwujud. Kegiatan ini, yang berlangsung melalui konsultasi publik di Mataram, NTB, merupakan langkah strategis dalam memperoleh pandangan dari berbagai pihak, termasuk nelayan penangkap dan pembudidaya BBL.
Konsultasi publik tersebut, yang merupakan yang ketiga kalinya dilakukan setelah sebelumnya di Sukabumi dan Cilacap, menyoroti pentingnya melibatkan semua pihak terkait dalam proses penetapan harga. Kepala Biro Hukum KKP, Effin Martiana, menekankan pentingnya partisipasi aktif dari peserta dalam memberikan masukan, memastikan keberhasilan implementasi aturan yang dihasilkan.
Penetapan harga patokan terendah BBL senilai Rp8.500 oleh KKP mempertimbangkan beberapa faktor kunci, termasuk biaya produksi dan keuntungan yang adil bagi nelayan. Namun, KKP juga memperhatikan masukan dari peserta konsultasi publik untuk memastikan keputusan akhir lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
Pemerintah NTB, melalui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Muslim, menyambut baik inisiatif KKP dalam melibatkan para pemangku kepentingan dalam menetapkan harga patokan. Dengan estimasi potensi BBL yang tinggi di NTB, penetapan harga yang adil dan berkelanjutan sangat penting untuk mendukung kesejahteraan nelayan dan pembudidaya di daerah tersebut.
Melalui konsultasi publik ini, nelayan menyampaikan kebutuhan dan harapan mereka, termasuk perhatian terhadap harga patokan bagi pembudidaya. Usulan harga patokan terendah yang disampaikan oleh nelayan menunjukkan pentingnya mendengarkan aspirasi mereka agar kebijakan yang diambil dapat mencerminkan kebutuhan riil di lapangan.
Dengan demikian, proses penetapan harga patokan terendah BBL melalui konsultasi publik ini bukan hanya sekadar upaya administratif, tetapi juga merupakan langkah penting dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi bagi nelayan di seluruh Indonesia.