Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan optimisme untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia dalam waktu tiga tahun ke depan. Meskipun saat ini Indonesia masih mengimpor beras dan menghadapi tantangan krisis pangan global serta dampak iklim ekstrem El Nino, Menteri Pertanian mengajak petani untuk melakukan akselerasi peningkatan produksi pangan.
Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa kondisi pangan dunia saat ini tidak stabil, termasuk di Indonesia. Indonesia, yang pada periode 2017-2020 mencapai swasembada pangan, kini berada dalam garis kuning dan terancam kekurangan pangan. Menteri Pertanian menegaskan bahwa sektor pertanian menjadi penentu utama ketahanan pangan negara.
Dalam kunjungan kerja di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Amran Sulaiman memberikan sejumlah bantuan dan berjanji untuk membantu mendirikan percetakan sawah baru di daerah tersebut. Dia mengajak Bupati Wajo untuk mengajukan permohonan ke Direktur Jenderal Pertanian guna mendapatkan dukungan percetakan sawah.
Amran Sulaiman juga menyampaikan apresiasi terhadap Kabupaten Wajo yang berhasil meningkatkan hasil pertanian sebanyak 23 persen, menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan produksi mendekati 1 juta ton. Ini menunjukkan kemampuan para petani di Wajo dalam menjadi pelaku utama dalam mendukung ketahanan pangan.
Kunjungan ini merupakan langkah awal setelah Amran Sulaiman dilantik kembali sebagai Menteri Pertanian oleh Presiden Jokowi. Bupati Wajo, Amran Mahmud, menekankan bahwa sektor pertanian merupakan unggulan yang dapat mendorong sektor ekonomi lainnya di kabupaten tersebut. Kabupaten Wajo memiliki luas areal pertanian sekitar 101 ribu hektar dan luas areal perkebunan 55 ribu hektar, yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan produksi pertanian dan alat pertanian.