Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) dan Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan nanopartikel dari bahan lokal Indonesia sebagai terapi untuk kanker paru-paru. Hal ini dilakukan karena kanker paru-paru merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia, dengan jumlah kasus mencapai 2,48 juta jiwa.
Dalam riset ini, BRIN menggunakan bahan baku lokal seperti zirkonium yang banyak ditemukan di Bangka Belitung dan Kalimantan, serta biomassa dari tulang hewan untuk membuat nanopartikel hidroksiapatit (HAp-N) sebagai sistem penghantaran obat. Zirkonium digunakan sebagai fotosensitizer untuk menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat membunuh sel kanker paru-paru.
Menurut Dani Gustaman Syarif, Peneliti Utama di Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN, pengembangan obat baru untuk terapi kanker di Indonesia memang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Dengan adanya fasilitas pendukung, proses translasi hasil riset obat di Indonesia menuju fase klinis dapat berjalan dengan baik.
Melalui pengembangan ini, diharapkan Indonesia dapat memiliki kontribusi signifikan dalam penanganan kanker paru-paru secara global. Informasi lebih lanjut mengenai pengembangan nanopartikel dari bahan lokal Indonesia dapat ditemukan di akun Instagram resmi @brin_indonesia.