Peran perempuan dalam sektor pertanian dan pangan semakin berkembang, terutama dalam rantai pasok industri pangan seperti budidaya dan distribusi di sektor UMKM. Namun, eksistensi mereka masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu ditangani dengan langkah-langkah strategis untuk memastikan mereka tetap dapat berkontribusi secara maksimal bagi pembangunan pertanian dan kesejahteraan rumah tangga, terutama di daerah pedesaan.
Direktur Supply Chain Management (SCM) dan Teknologi Informasi (TI) ID FOOD, Bernadetta Raras, menyatakan hal ini usai menghadiri Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowerment Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, pada Selasa (16/4/2024).
Raras menegaskan bahwa kontribusi perempuan di sektor pertanian dan pangan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah petani dan pelaku UMKM perempuan di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2020, sekitar 30% dari total 27,5 juta petani di Indonesia adalah perempuan, meningkat dari 24% pada tahun 2019. Di sektor hilir, persentase pengusaha perempuan di Indonesia bahkan mencapai 53%, melampaui beberapa negara lain di Asia Pasifik.
Meskipun kontribusi perempuan semakin meningkat, tantangan tetap ada. Perempuan di berbagai negara dihadapkan pada kesulitan akses permodalan, kepemilikan tanah, literasi keuangan dan digital, serta akses pasar. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak dalam sektor pangan terhadap pemberdayaan perempuan sangat penting.
Untuk mengatasi tantangan ini, Raras menyarankan penerapan inisiatif strategis, seperti program close loop pertanian terintegrasi dari hulu hingga hilir. Program semacam itu telah terbukti berhasil di Indonesia melalui program Makmur yang melibatkan berbagai sektor, termasuk pemerintah, BUMN, perbankan, asuransi, dan logistik.
Selain itu, digitalisasi juga dianggap sebagai langkah penting dalam meningkatkan akses perempuan di sektor pertanian dan pangan. ID FOOD telah mengembangkan berbagai aplikasi yang memungkinkan perempuan untuk berwirausaha secara daring, seperti platform market.idfood.co.id dan e-commerce Warung Pangan. Melalui digitalisasi, perempuan dapat lebih mudah menjalankan usaha dan memasarkan produk-produk pertanian dan pangan.
Partisipasi ID FOOD dalam APEC Workshop di Vietnam juga merupakan upaya untuk berbagi pengalaman dan mendiskusikan peluang, tantangan, dan potensi kolaborasi dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan di sektor pertanian dan pangan di Asia Pasifik, khususnya di Indonesia. Melalui kerja sama lintas negara, diharapkan perempuan dapat semakin berperan dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.