Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Provinsi Banten sedang mengembangkan varietas benih unggul biosalin yang tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan kekurangan unsur hara tanah, terutama di area pesisir pantai yang khas untuk wilayah tersebut. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dan mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Banten, Ismatul Hidayah, menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 118 hektar sawah di Banten yang telah ditanami dengan varietas lokal biosalin. Varian ini memiliki potensi untuk diperbanyak kembali sehingga dapat digunakan secara luas dalam meningkatkan produksi padi di daerah tersebut.
Selain itu, penanaman varietas biosalin juga dilakukan secara intensif di Kecamatan Tanara dengan luasan mencapai 50 hektar. Proses panen untuk varietas ini telah dimulai sejak Maret hingga Juni 2024, dan masih akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauchid, menekankan bahwa pengembangan varietas biosalin dapat memberikan manfaat besar bagi petani pesisir dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga tiga kali lipat. Potensi produksi yang signifikan dari varietas ini juga dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap swasembada pangan di wilayah tersebut.
Dengan mengoptimalkan penggunaan varietas biosalin, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi di Banten hingga mencapai 60.000 ton beras, terutama di wilayah pesisir pantai utara dan selatan. Hal ini menjadi langkah penting dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di daerah tersebut.