Pelatihan Koding untuk Siswa SD: Mencetak Programmer Cilik Masa Depan

Pemerintah terus berupaya menyiapkan generasi muda yang melek teknologi dengan mengenalkan pemrograman sejak dini. Salah satu langkah nyata adalah menggelar pelatihan koding berbasis visual untuk siswa kelas lima sekolah dasar (SD). Program ini bertujuan memberikan fondasi awal bagi anak-anak agar terbiasa dengan logika pemrograman sebelum melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menekankan pentingnya program ini dalam kunjungan kerja ke Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi Yogyakarta, Rabu (19/2/2025). Ia menjelaskan bahwa koding mulai diperkenalkan sejak kelas lima SD, sehingga ketika mereka naik ke kelas enam, pemahamannya bisa semakin dalam. Harapannya, saat masuk SMP, siswa sudah memiliki kemampuan lebih baik dalam menyerap dan menerapkan konsep koding. Dengan begitu, mereka memiliki landasan kuat untuk mengembangkan keterampilan digitalnya di masa depan.

Melalui pendekatan ini, sistem pendidikan di Indonesia bisa lebih kaya dengan berbagai pilihan keahlian berbasis teknologi. Bagi siswa yang nantinya melanjutkan ke SMA atau SMK, keterampilan ini bisa menjadi modal penting dalam menentukan jalur karier mereka. Apakah mereka ingin lebih fokus pada pendidikan akademis, masuk ke universitas, atau langsung mendalami keterampilan digital, semua pilihan akan lebih terbuka.

Untuk mendukung program ini, BPSDM Kementerian Komdigi telah menyiapkan platform Learning Management System berbasis aplikasi Scratch. Aplikasi ini dirancang agar siswa SD bisa belajar koding secara visual dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Sebagai tahap awal, sebanyak 50 siswa kelas lima SD Negeri Pangukan Sleman telah menggunakan platform ini dalam pembelajaran mereka.

Namun, upaya meningkatkan keterampilan digital ini bukan tanpa tantangan. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah kesenjangan digital, di mana tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan pendidikan digital. Nezar menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur digital yang merata agar semua anak di Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan keterampilan teknologi.

Selain itu, faktor riset dan pengembangan teknologi juga harus diperkuat. Indonesia perlu lebih serius dalam mengantisipasi perubahan teknologi, terutama dalam menghadapi era Artificial Intelligence (AI). Hasil Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) UNESCO menunjukkan bahwa kesiapan Indonesia dalam mengadopsi teknologi baru masih menghadapi beberapa hambatan, terutama dalam tiga aspek utama: kesenjangan digital, infrastruktur digital, serta penelitian dan pengembangan AI.

Untuk itu, Komdigi dan pemerintah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah strategis guna memastikan generasi muda Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global. Program pelatihan koding sejak SD ini bukan sekadar pengenalan teknologi, tetapi juga investasi jangka panjang dalam membangun ekosistem digital yang kuat dan inklusif. Masa depan ekonomi digital Indonesia akan sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusianya, dan langkah ini adalah awal yang tepat untuk mencapainya.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×