Dua tahun setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) mulai berlaku, terjadi lonjakan tiga kali lipat dalam nilai perdagangan antara Indonesia dan Swiss, mencapai lebih dari US$3 miliar. Hal ini menunjukkan dampak positif dari perjanjian tersebut dalam memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.
Peningkatan perdagangan ini juga diikuti dengan surplus perdagangan yang signifikan bagi Indonesia, melebihi US$2 miliar berturut-turut. Surplus perdagangan yang berkelanjutan merupakan indikasi bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam perdagangan dengan Swiss, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain meningkatkan perdagangan, perjanjian ini juga membuka peluang investasi yang lebih besar antara kedua negara. Investasi Swiss ke Indonesia terus meningkat, mencapai US$150,065 juta dalam 750 proyek pada tahun 2023. Ini menunjukkan kepercayaan investor Swiss terhadap potensi pasar dan iklim investasi di Indonesia, serta dampak positif dari kebijakan reformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah.
Pertemuan ke-10 Joint Economic Trade and Comission (JETC) antara Indonesia dan Swiss telah mencapai hasil konkret dalam meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk perpanjangan kerja sama pembangunan periode 2025-2028 dan peningkatan diversifikasi produk ekspor Indonesia ke Swiss. Ini menandakan komitmen kedua negara dalam memperdalam hubungan ekonomi bilateral dan mengoptimalkan manfaat dari perjanjian perdagangan.
Dengan demikian, perkembangan positif dalam perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Swiss setelah berlakunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif menunjukkan potensi besar untuk lebih memperkuat kerja sama ekonomi bilateral di masa depan, serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kedua negara.